Taoiseach mengatakan, kepada BBC bahwa “Irlandia dan Uni Eropa tidak menginginkan perang dagang dengan Inggris”.
Baca Juga: Uni Eropa Gugat RI Soal Nikel, Wamendag: Kita Berhak Atur Perdagangan Komoditas Strategis
Pemerintah pekan lalu mengumumkan rencana untuk mengesampingkan bagian-bagian penting dari kesepakatan Brexit dalam beberapa minggu. Pemerintah Boris Johnson menyetujui kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa pada 2019 setelah Inggris memilih untuk meninggalkan blok itu.
Dalam hal ini Inggris secara sepihak meninggalkan elemen yang disepakati dari kesepakatan hingga menciptakan hambatan pada perdagangan barang antara Inggris dan Irlandia Utara. Sedangkan Uni Eropa memiliki kekuatan untuk menangguhkan bagian dari seluruh kesepakatan perdagangan pasca-Brexit.
Ketika ditanya mengapa pada saat meningkatnya inflasi, Uni Eropa sedang mempertimbangkan langkah seperti itu. Perdana Menteri Irlandia mengatakan hanya Inggris yang membuat ancaman.
“Satu-satunya langkah sepihak yang telah dibuat di sini adalah oleh pemerintah Inggris, yang telah mengancam akan merobek kesepakatan internasional yang ditandatangani dengan Uni Eropa,” katanya.
“Itulah satu-satunya ancaman di sini. Dan itulah yang terjadi,” sambungnya.
Baca Juga: Menangkap Peluang dalam Skema Baru Perdagangan Inggris Pasca-Brexit
Lihat Juga: Pererat Hubungan dengan Indonesia, Uni Eropa Hadirkan 500 Produk Mamin