“Kawasan aglomerasi seperti Jogja, Solo, dan Semarang, harus dihubungkan dengan angkutan massal baik kereta api, bus, maupun angkutan massal lainnya. Ini suatu keniscayaan yang akan konsisten kami lakukan,” ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat kunjungan kerja, di Solo, Kamis (26/5/2022).
Baca Juga: Stasiun Gambir Bakal Pensiun Layani Rute Jarak Jauh, Begini Sejarahnya
Dia mengatakan proyek elektrifikasi jalur KA Solo Balapan–Solo Jebres–Palur yang dimulai sejak tahun 2020 ini merupakan bagian dari pengembangan layanan angkutan massal KRL di kawasan Aglomerasi Jogja-Solo.
“Kehadiran KRL Jogja–Solo ini sangat digemari masyarakat, bahkan Menhub mengungkapkan, di masa mudik jumlahnya naik signifikan lebih dari 50 persen. Angkutan massal di kawasan aglomerasi juga akan kami lakukan di kota-kota lainnya seperti Bandung, Surabaya, dan kota aglomerasi lainnya,” ucapnya.
Adapun perbedaan angkutan massal di kawasan aglomerasi sangat penting untuk memperlancar mobilitas masyarakat dan menghindari penggunaan kendaraan pribadi yang dapat menimbulkan kemacetan dan juga berdampak pada polusi udara. “KRL adalah angkutan yang ramah lingkungan. Saya harap kolaborasi pemerintah pusat dan daerah semakin baik untuk mengembangkan angkutan massalnya,” kata Menhub.
Baca Juga: Amankan Aksi Mahasiswa, Kapolsek Gambir Terinjak-injak Massa
Sementara itu , Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka menyambut baik adanya perpanjangan layanan KRL dari Solo Balapan-Palur. Menurutnya, angkutan massal KRL merupakan angkutan yang terjangkau, bersih, dan tepat waktu. “Dengan adanya penambahan jalur ini diharapkan akan semakin meningkat traffic atau jumlah penumpangnya,” jelasnya.