Keran Ekspor CPO Dibuka, Industri Pengolahan Sawit Siap Tampung Lagi TBS Petani - NOA.co.id
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3737086233511293
   

Home / News

Senin, 23 Mei 2022 - 18:16 WIB

Keran Ekspor CPO Dibuka, Industri Pengolahan Sawit Siap Tampung Lagi TBS Petani

REDAKSI

JAKARTA – Sekretaris Jendral Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengatakan, perusahaan pengolahan kelapa sawit akan kembali menyerap hasil panen sawit dari petani menyusul dibukanya kembali keran ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) mulai hari ini.

Kendati demikian, kata Eddy, prosesnya tidak bisa cepat. Menurut dia, ketika pemerintah mengumumkan boleh melakukan ekspor CPO, butuh waktu sekitar 3-4 minggu bagi perusahaan untuk dapat kembali menjual CPO ke luar negeri.

Baca Juga :  Seminggu Larangan Ekspor CPO Dicabut, Harga Minyak Goreng Mulai Memanas

“Paling tidak kita butuh waktu 2-3 minggu setelah mengantongi perizinan,” ujarnya dalam Market Review IDXChanel, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Pengusaha Sawit Girang Keran Ekspor CPO Dibuka Lagi: Kemarin Sangat Sulit

Selanjutnya, kata dia, barulah perusahaan akan kembali menyerap hasil panen sawit berikutnya dari para petani. Pasalnya, hasil panen yang lalu ketika adanya larangan ekspor membuat tandan buah segar (TBS) mereka banyak yang busuk karena tidak terserap perusahaan.

Baca Juga :  Beredar Video Tentara Ukraina Diduga Bunuh Serdadu Rusia

“Kita akan kembali mengambil TBS para petani mitra maupun non mitra, tidak mungkin kami akan menolak TBS petani sementara kita sendiri butuh untuk kebutuhan ekspor,” tuturnya.

Baca juga: Duh! Petani Sawit Ngaku Rugi Rp11 Triliun Gegara Larangan Ekspor CPO

Menurut dia, saat ekspor CPO dilarang sejak 28 April lalu, perusahaan pengolahan CPO membatasi serapan TBS di tingkat petani kelapa sawit.

Baca Juga :  Didominasi Wajah Baru, Sekda Agara Kukuhkan 16 TKSK Tahun 2022

Hal itu dilakukan lantaran tanki penyimpanan CPO sudah penuh karena tidak bisa diekspor. Sehingga, industri harus mengurangi pembelian sawit dari petani.

“Perusahaan itu kemarin kan tetap harus menampung TBS dari para petani. Walaupun akhirnya tidak tahan juga, beberapa dari mereka (perusahaan) menghentikan atau membatasi (beli sawit),” ungkapnya.

(ind)

Sumber Berita

Share :

Baca Juga

News

Pasangan AHI Resmi Daftar Ke KIP Simeulue

News

Pj Bupati Aceh Tenggara Tinjau Lokasi Banjir

News

Didorong Optimisme Pemerintah, Rupiah Menguat di Rp14.480 per Dolar

News

Serbu Voucher Diskon dari MotionPay! Hanya Bayar 1 Rupiah, Menginap Hemat di Hotel Cordela

News

Pemerintah dan Pertamina Jaga Daya Beli Masyarakat

News

Formula E Jadi Ajang Gencarkan Pembayaran Non-Tunai

News

Tahun Anggaran Hampir Berakhir, Pemprov Aceh Belum Juga Laksanakan Revitalisasi Terminal Bus Di Pidie

News

Sarapan dengan Sandiaga Uno, Menkes Singapura: Indonesia Sangat Menakjubkan

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!