Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, mengecam kekerasan pasukan Israel pada warga Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa pada Jumat (15/4) pagi waktu setempat.
“Malaysia mengecam sekeras-kerasnya tindakan biadab tentara rezim Israel yang telah menyerang umat Muslim Palestina termasuk petugas medis dan jurnalis di Masjid Al-Aqsa kemarin,” kata Saifuddin dalam pernyataan resmi yang diunggah di Twitter pada Sabtu (16/4).
Ia kemudian berujar, “Perbuatan keji dan tak berperikemanusiaan semacam itu sangat disayangkan dan tak seharusnya terjadi, terutama di hari Jumat, saat Muslim Palestina berpuasa dan beribadah di bulan suci Ramadan.”
Lebih lanjut Saifuddin mengutarakan, tindakan pendudukan pasukan Israel yang menargetkan perempuan dalam serangan juga tak bisa sepenuhnya diterima.
“Malaysia akan secara konsisten terus memperjuangkan nasib warga Palestina,” tegas dia.
Sebelum Malaysia, Indonesia juga mengecam tindakan kekerasan bersenjata pasukan Israel.
“Tindakan kekerasan terhadap warga sipil tersebut tak bisa dibenarkan dan harus segera dihentikan, apalagi dilakukan di tempat ibadah Masjid Al Aqsa di bulan suci Ramadan,” demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri RI di Twitter, Sabtu (16/4).
Kemarin, Jumat (15/4), bentrokan meletus antara warga Palestina dan polisi Israel di sekitar Masjid Al Aqsa. Imbas insiden ini, sebanyak 150 orang mengalami luka-luka.
Pilihan Redaksi
|
Tak hanya di gerbang masjid, bentrokan juga terjadi di pintu masuk Gerbang Singa Kota Tua.
Semua berawal saat kelompok-kelompok kecil terlihat berjalan melalui Kota Tua menuju Gereja Makam Suci yang diyakini tempat Yesus disalib bagi Umat Kristen.
Namun, di salah satu pintu utama masuk ke Masjid Al-Aqsa bagi umat Muslim, polisi mencegah orang masuk.
Mereka hanya mengizinkan para warga lanjut usia, dan mencegah pemuda memasuki tempat ibadah itu.
Menurut kepolisian Israel, kekerasan terjadi saat pemuda Palestina, yang dianggap melanggar hukum, berbaris di sekitar Temple Mount dengan membawa bendera Hamas dan Pembebasan Rakyat Palestina.
Bentrokan terjadi sekitar pukul 06.30 waktu setempat. Setelah itu, polisi memasuki gedung sekitar pukul 09.30 waktu setempat.
Mereka, kata polisi, melemparkan batu dan kembang api. Para pemuda itu juga mengumpulkan batu untuk menyiapkan aksi selanjutnya.
Imbas serangan batu pemuda Palestina, polisi mengklaim tiga anggotanya mengalami luka-luka.
Bentrokan ini terjadi saat tiga agama Ibrahim akan merayakan hari besarnya. Umat Islam menandai Jumat kedua bulan suci Ramadhan, orang-orang Yahudi bersiap untuk memulai liburan Paskah. Sementara itu umat Kristen dari gereja-gereja Barat merayakan Jumat Agung.
Aksi kekerasan tersebut juga mengingatkan insiden Ramadan 2021 lalu. Ketika itu perang antara Hamas dan pasukan Israel berkecamuk selama 11 hari. Konflik ini muncul usai pasukan Israel disebut melarang warga Palestina beribdag di Masjid Al- Aqsa.
(nsa/vws)
[Gambas:Video CNN]