Seorang penumpang kereta bawah tanah, Hourari Benkada (27 tahun) tak menyangka saat gerbong kereta yang ia tumpangi jadi berlantai darah usai aksi penembakan di Brooklyn, New York, Selasa (12/4).
Dia mengatakan bahwa pelaku duduk di sebelahnya saat penembakan terjadi. Dia mengaku lututnya gemetar untuk sekadar melarikan diri.
“Saya merasa terkejut, saya merasa gemetar, saya tidak tahu apakah saya bisa naik kereta api lagi,” kata Benkada, seorang warga New York kepada CNN.
Benkada, seorang manajer rumah tangga di Hotel New Yorker, mengatakan dia naik gerbong terakhir kereta N dan duduk di sebelah seorang pria dengan tas wol yang mengenakan rompi MTA.
Pria yang duduk di sebelahnya melepaskan “bom asap” dan mulai menembak sekitar 20 detik setelah kereta lepas landas, kata Benkada. Penembakan itu terasa seperti berlangsung selama hampir dua menit, lanjut Benkada.
Saat kejadian, Benkada mengatakan dia fokus membantu seorang wanita hamil yang dia khawatirkan akan terluka ketika orang-orang bergegas ke depan mobil untuk menghindari penembak.
Saat itulah dia juga tertembak. Benkada menggambarkannya sebagai “rasa sakit terburuk sepanjang hidupku.”
Dia menjelaskan bahwa peluru itu mengenai bagian belakang lututnya dan keluar dari sisi yang lain. Dokter mengatakan kepadanya bahwa peluru itu menyerempet tempurung lututnya. Dia diharapkan berjalan sendiri setelah beberapa minggu menggunakan kruk.
Petugas menyebut sebanyak 29 orang dirawat di tiga rumah sakit berbeda. Sebanyak 10 orang tertembak.
Perwakilan Kepolisian New York, Laura Kavanagh menyebut hingga saat ini perburuan masih dilakukan petugas kepada pelaku yang melarikan diri. Pelaku diidentifikasi merupakan pria kulit hitam dengan tinggi sekitar lima kaki dengan menggunakan rompi konstruksi.
“FBI tengah bekerja dengan NYPD dalam penyelidikan dan mengikuti setiap petunjuk yang layak,” kata Michael J. Driscoll, Asisten Direktur FBI New York.
(ain/ain)
[Gambas:Video CNN]