Oleh : Munawar Khalil Kalee-Laweung
Sigli – Pilkada selalu menjadi momen penting dalam perjalanan demokrasi di Indonesia. Sebagai arena kontestasi politik lokal, hasilnya tidak hanya merepresentasikan pilihan rakyat, tetapi juga membuka harapan baru bagi daerah yang bersangkutan. Namun, di balik euforia kemenangan, tersimpan berbagai tantangan lama yang menanti untuk diselesaikan.
Para pemenang Pilkada biasanya datang dengan janji-janji besar, mulai dari peningkatan kesejahteraan, percepatan pembangunan infrastruktur, hingga reformasi birokrasi. Harapan baru inilah yang menjadi motor semangat masyarakat. Mereka percaya bahwa pemimpin yang baru terpilih mampu membawa perubahan nyata, terutama di daerah-daerah yang selama ini menghadapi kesenjangan ekonomi atau minimnya pelayanan publik.
Namun, sejarah Pilkada mengajarkan bahwa kemenangan di kotak suara bukanlah akhir dari perjuangan. Tantangan lama, seperti korupsi, birokrasi yang lamban, serta konflik kepentingan antara elit politik dan pengusaha lokal, seringkali menjadi hambatan utama dalam mewujudkan janji kampanye. Tidak sedikit kepala daerah yang terjerat kasus korupsi justru setelah mereka menduduki kursi kekuasaan.
Selain itu, fenomena politik transaksional yang kerap terjadi selama proses Pilkada juga berpotensi memengaruhi kebijakan publik di masa depan. Jika proses pemilihan diwarnai dengan praktik uang dan kompromi, maka kebijakan yang dihasilkan cenderung tidak pro-rakyat, melainkan lebih condong melayani kepentingan segelintir pihak.
Oleh karena itu, masyarakat tidak boleh lengah setelah Pilkada selesai. Partisipasi publik harus terus berlanjut, bukan hanya dalam memilih pemimpin, tetapi juga dalam mengawal jalannya pemerintahan. Transparansi, akuntabilitas, dan pengawasan masyarakat adalah kunci untuk memastikan bahwa harapan baru tidak berubah menjadi kekecewaan lama.
Hasil Pilkada adalah cerminan dari demokrasi yang kita bangun bersama. Pemimpin yang terpilih punya tanggung jawab besar untuk mewujudkan janji mereka. Sementara itu, masyarakat harus terus menjadi mitra kritis sekaligus pengawas yang aktif. Hanya dengan demikian, Pilkada bisa benar-benar membawa perubahan yang diidamkan.
Editor: Amiruddin MK