Peran Australia Dalam Jalur Repatriasi Imigran Etnis Rohingya - NOA.co.id
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3737086233511293
   

Home / Internasional

Selasa, 22 Oktober 2024 - 00:05 WIB

Peran Australia Dalam Jalur Repatriasi Imigran Etnis Rohingya

REDAKSI

Foto : Dok.Farid Ismullah/Noa.co.id/Foto

Foto : Dok.Farid Ismullah/Noa.co.id/Foto

Banda Aceh – Sejak tahun 2017,  Australia hanya memberikan 470 visa kemanusiaan khusus kepada pengungsi Rohingya, Namun sejauh ini Australia masih menolak menambah jumlah visa kemanusiaan.

Australia merupakan Pendonor yang penting bagi Kantor Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Indonesia.

Di satu sisi Australia memiliki kewajiban internasional dalam perlindungan pencari suaka karena telah meratifikasi Konvensi PBB 1951 sejak tahun 1954, dan di sisi lain Australia juga berupaya menjaga integritas perbatasan negaranya.

Baca Juga :  Diplomasi Kesenian, Magnet Indonesia dalam Pameran Pariwisata Internasional  

Kondisi ini ditanggapi secara berbeda dalam berbagai periode kepemimpinan Perdana Menteri yang berbeda. Tidak heran dalam kajian keilmuan sudah banyak tulisan terkait isu tersebut.

Pejabat pemerintah Australia mengaku mengutuk kekejaman dan diskriminasi yang terus berlanjut terhadap etnis Rohingya, kebijakan luar negeri mereka tidak banyak mencerminkan retorika tersebut.

Baca Juga :  Repatriasi menjadi faktor kunci untuk menyelesaikan krisis Rohingya

Pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar menghadapi tantangan berat untuk kembali ke rumah mereka di tengah penganiayaan yang sedang berlangsung oleh junta militer Myanmar. Azizah mengatakan repatriasi bergantung pada iklim politik yang stabil di Myanmar, menjamin hak-hak Rohingya, dan mengakhiri kekerasan terhadap mereka.

“Untuk mencapai repatriasi memerlukan upaya bersama yang melibatkan Myanmar, komunitas global, lembaga kemanusiaan, dan masyarakat sipil untuk mengatasi akar permasalahan dan melindungi hak-hak Rohingya sebagai warga negara asli,” kata Noor Azizah.

Baca Juga :  Tim Gabungan Berhasil Mengamankan Terduga Jaringan TPPO di Aceh Barat  

“Dukungan pasca repatriasi, termasuk layanan kesehatan, pendidikan dan peluang mata pencaharian sangat penting untuk keberhasilan reintegrasi, dan untuk mengatasi dampak psikologis dari pengungsian.”

Juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan mengatakan Australia mengakui hak kembali warga Rohingya dan terus mengadvokasi hal ini di forum internasional dan dengan rezim di Myanmar.

Editor: Amiruddin. MKSumber: https://michaelwest.com.au

Share :

Baca Juga

Internasional

Menlu Retno: Mengajak Semua Negara untuk membuat Demokrasi menjadi lebih baik

Internasional

Indonesia menyambut baik Adopsi Resolusi DK PBB 2728 (2024) yang menuntut Gencatan Senjata Segera di Gaza

Internasional

UNHCR: Banyaknya Tantangan dalam Penjagaan Pengungsi Rohingya di Aceh  

Internasional

Pemerintah Aceh Apresiasi dan Terima Kasih kepada Kemenlu RI serta KKP RI  

Internasional

Pesan Direktur Perlindungan WNI menjelang Ramadhan 1445 H   

Internasional

Indonesia Minta AS Hormati Hukum Internasional secara Konsisten

Internasional

Kapal Alami Kecelakaan, 20 WNI selamat dan telah dievakuasi

Internasional

Sumpah Serapah Israel Usai Palestina Diakui Sebagai Negara

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!